Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara daring meresmikan peluncuran program revitalisasi gedung sekolah dasar pada hari Jumat 02 Mei 2025 di empat titik berbeda yang tersebar di wilayah Nusantara.
Dari keempat sekolah yang ditetapkan, dua di antaranya berlokasi di Jawa Tengah, satu berada di Manado, dan satu lainnya berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Untuk wilayah NTT, SDK Marsudirini yang terletak di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) menjadi satu-satunya sekolah yang dipilih dalam program ini. Masuknya SDK Marsudirini dalam daftar penerima bantuan sempat menimbulkan kejutan, mengingat SBD bukan merupakan daerah yang selama ini menjadi sorotan nasional dalam hal program pembangunan pendidikan.
Namun, keberhasilan ini tidak lepas dari upaya aktif Dinas Pendidikan Kabupaten SBD dalam menyambut peluang dari pemerintah pusat.
Usai peluncuran program, Bupati Ratu Ngadu Bonu Wulla secara simbolis melakukan peletakan batu pertama, didampingi oleh Wakil Bupati dan perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Sebelum peluncuran, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan SBD, Ikshan A. Danibao, menyampaikan bahwa pemilihan SDK Marsudirini sebagai penerima program mengacu pada data pokok pendidikan (Dapodik). Setelah tahap verifikasi, Ikshan bersama Kepala Bidang Sekolah Dasar (Kabid SD) diundang ke Jakarta untuk proses evaluasi lebih lanjut terhadap kesesuaian data Dapodik dengan kondisi riil di lapangan. Verifikasi tersebut berlangsung selama tiga hari. .
Sebagai hasil dari proses tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan SBD berhasil memperoleh dukungan dana dari program revitalisasi gedung sekolah dengan nilai bantuan sebesar Rp1,4 miliar—angka tertinggi dibandingkan dengan ketiga sekolah lainnya yang juga menjadi penerima program serupa.
Dengan alokasi anggaran tersebut, SDK Marsudirini direncanakan akan segera mengalami peningkatan fasilitas melalui perbaikan bangunan sekolah, khususnya ruang-ruang belajar yang sudah tidak layak digunakan.
Dari hasil evaluasi, terdapat 14 ruang kelas yang akan direnovasi. Meski durasi pengerjaan belum ditentukan, pelaksanaan program secara nasional dimulai hari ini, ditandai dengan kegiatan peluncuran di berbagai daerah.
SDK Marsudirini menampung sekitar 565 siswa. Jumlah ini tergolong besar, namun kondisinya memprihatinkan. Ini menjadi salah satu faktor penting yang mendasari pemilihannya sebagai sekolah contoh.
Tinggalkan Komentar